Alkisah, hiduplah sepasang suami istri dengan kehidupan yang memprihatinkan. Sang suami, hanyalah seorang pengangguran. Sedangkan istri, pekerjaannya hanya satu, menjadi ibu rumah tangga. Namun, sisi keagamaan mereka pantas diacungi jempol. Rumahnya yang berdekatan masjid, semakin mendukung proses beribadah kepada Allah Ta’ala. Shalat wajib lima waktu, shalat rawatib yang menggiringnya, pun dengan shalat mustahab yang lainnya, shalat-shalat yang disunahkan mereka lakukan juga. Apalagi dengan sang suami, dengan pekerjaannya sebagai “pengangguran saleh”. Intensitas pertemuannya dengan Sang Maha Esa semakin padat. Sepanjang waktu hanya ia gunakan untuk beribadah kepadaNya. Selesai subuh, ia tak akan beranjak dari masjid sebelum mentari terbit. Pun setelahnya, ketika tiba waktu dhuha maka ia bergegas untuk kembali shalat sunah. Begitu seterusnya dengan ashar, maghrib, dan isya’. Ia habiskan untuk beribadah kepada Allah. Tapi inilah dunia, segalanya harus berp...