Langsung ke konten utama

Estetika Hubungan di Dalam Sebuah Pelik Kehidupan

Setelah mendengar keluhan dari banyak teman mengenai hubungan mereka, baik dalam masalah sepele di lingkup pacaran, hingga sampai perdebatan pendapat di sebuah keluarga yang berujung pada perceraian, Saya terdongkrak untuk memberikan pendapat mengenai arti estetika dalam sebuah hubungan.

Allah tempat bersandar

Dari segi bahasa, Estetika Hubungan bisa diartikan sebagai keindahan yang sebenarnya yang terkandung dalam sebuah hubungan yang dijalin oleh dua manusia

Hubungan yang melibatkan perasaan dua insan manusia menurut pandangan Saya harus melibatkan rasa kasih sayang yang dalam. Artinya, hubungan ini tidak didasari oleh faktor-faktor eksternal yang mudah goyah ketika mendapati kondisi tertentu.

Contohnya, seseorang pria yang menjalin hubungan dengan wanita tidak akan mendapatkan estetika hubungan ketika ia hanya melihat satu sisi saja (kelebihan) dari wanita tersebut. Hal ini karena sisi baik wanita misalnya kecantikan mampu pudar dalam pandangan pria.

Kita membahas dalam sebuah perkara di rumah tangga, yang tentu lebih bermakna dari hubungan sekedar pacaran yang sangat tidak dianjurkan. Dalam rumah tangga, rasa bosan seorang suami terhadap istrinya adalah hal yang sangat wajar, bahkan hal ini sudah diterangkan dalam Al Quran, di mana rasa bosan adalah salah satu godaan terbesar yang dialami oleh sebuah keluarga.

Cara terbaik mengatasi masalah ini, tentu salah satu dalam keluarga, baik suami atau istri harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai agama. Sehingga keduanya tidak akan mudah meluapkan ego ke bentuk yang saling merugikan. Pengetahuan yang luas mengenai agama akan mengajarkan suami istri untuk memperbaiki kondisi itu, bukan malah memilih keputusan yang benar-benar salah, yakni perceraian.

Sayangnya, kebanyakan permasalahan ini ditanggapi tanpa adanya dasar pengetahuan agama, sehingga seperti yang banyak kita dengar selama ini kekerasan dalam rumah tangga, dan semacamnya terus menghantui kaum perempuan. Jika kondisinya sudah seperti ini, salah satu dari mereka harus sadar pentingnya sebuah kebahagiaan yang dulu pernah mereka rasakan, dan terus berusaha mempertahankannya, dengan berbagai cara yang tentu bisa diketahui oleh setiap masing-masing pasangan karena hanya pasangan lah yang tahu apa yang membuat pasangan mereka merasa bahagia.


Retaknya hubungan rumah tangga yang dampaknya tidak mampu menghadirkan estetika kehidupan dan kebahagiaan sebenarnya bisa diatasi oleh setiap individu, hanya mereka sabar atau tidak. Namun, perlu diketahui, ada faktor abstrak yang sangat penting dan tidak diketahui semua orang yang menjadi penyebab kehidupan tidak bahagia. Apa itu?

Sudahkah kita membahagiakan orang tua? Apa yang telah kita perbuat terhadap orang lain akan berdampak pada apa yang kita dapatkan. Apa ada kaitannya dengan apa yang kita hadapi?

Instrospeksi diri adalah hal yang sangat diperlukan untuk melihat bagaimana bobroknya kehidupan kita, tidak hanya di kehidupan yang lalu, melainkan juga kehidupan yang sedang kita jalani maupun yang akan  kita jalani. Setiap masalah manusia, termasuk retaknya hubungan rumah tangga tentu berkaitan dengan apa yang mereka lakukan.

Mereka bisa menilai masalah yang dihadapi berdasarkan perilaku mereka lalu mengelompokkannya ke dalam tiga hal, Cobaan, Peringatan, dan Azab. Untuk itulah diperlukan instrospeksi diri agar manusia mampu menilai kategori masalah yang mereka dapatkan. Sangat disarankan jika manusia sebaiknya selalu berpendapat bahwa mereka mendapat masalah karena peringatan.

Dengan menganggap masalah itu sebagai peringatan, harapannya kemudian adalah agar mereka giat untuk melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia (terutama pasangan), apalagi kepada Tuhan.


Hikmah yang bisa diambil dari sebuah masalah adalah, agar manusia bisa sabar dan berserah diri kepada Tuhan, disamping itu mereka harus berupaya untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan selalu meminta petunjuk. Hal yang paling penting lainnya adalah  memperdalam ilmu agama dengan cara berkumpul dengan para ulama, atau majelis dakwah.

Ingat, Allah tidak memberikan ujian kepada hambanya kecuali dengan kadar kemampuannya.

Bagaimana pendapat Anda?

Postingan populer dari blog ini

Coretan Desaku (Nampes)

Mendengar nama Nampes, menurutku adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, setiap orang pasti bangga dengan desa yang telah mendidiknya sejak kecil hingga tumbuh menjadi seorang yang mampu berpikir dengan benar. Nampes adalah sebuah desa kecil di tengah hiruk pikuk kota Malang, atau tepatnya terletak di Kecamatan Singosari. Di Nampes inilah aku memulai perjalanan hidup yang sejauh ini (dan berharap seterusnya) cukup menyenangkan. Menjalani hari-hari bahagia di mana smartphone masih belum terlalu marak seperti sekarang ini. Masa-masa indah saat kecil selalu terngiang di pikiranku ketika aku mulai lelah menjalani aktivitas yang semakin membosankan dan tidak terlalu penting. Kini, semua orang, termasuk teman-temanku ketika kecil sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sudah sangat sulit bertemu dan bersatu dengan mereka kembali, menjelajah alam, atau sekedar melompat ke dalam air terjun yang curam menantang sekaligus mencintai ala...

Ngaji Jauh Lebih Penting dari Sholat, Mengapa?

Dari yang saya ketahui selama ini, ternyata masih banyak sekali orang yang belum mengetahui pengertian ngaji secara menyeluruh. Banyak yang menyimpulkan jika ngaji atau yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai "Mencari Ilmu" adalah pengajian Al-Qur'an. Padahal seperti yang disampaikan di atas, bahwa ngaji adalah mencari ilmu, yang dalam hal ini adalah mencari ilmu Agama. Nah, bagaimana bisa ngaji atau mencari ilmu lebih penting dibanding sholat. Kan kita seringkali mendengar bahwa sholat adalah ibadah utama yang bisa membuat segala amal perbuatan kita diterima. Bahkan ada hadist yang menerangkan jika pertanyaan malaikat di dalam kubur tentang sholat akan menentukan berat atau mudahnya pertanyaan berikutnya. Tak hanya itu, dalam Islam, sholat adalah 'Tiang Agama', artinya Islam tidak bisa menjadi sempurna bahkan seseorang tidak bisa disebut Islam jika mereka meninggalkan sholat. Seperti sebuah bangunan, tidak akan berdiri tanpa tiang, dan sebuah objek y...

Do'a Sayyidina Ali ketika Jatuh Cinta kepada Fatimah

Yaa Allah.. Kau tahu.. Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya, andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak. Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak. Bukan karena aku tak mencintainya… Justru karena aku sangat mencintainya…