Langsung ke konten utama

Rabi'ah Al Adawiyyah, Sufi Wanita yang Menyingkirkan Dunia Hanya untuk Allah


Sekitar tahun 713-717 di Irak, Ada seorang artis wanita yang diperebutkan banyak pria dari golongan bangsawan. Wanita tersebut selalu menghabiskan waktunya untuk berfoya-foya dan berpindah-pindah tempat hiburan.
Suatu ketika, saat pulang dari klub malam, ia melintas di depan sebuah masjid yang ia lihat ada beberapa orang yang sangat tenang di tengah keheningan petang. Ia melihat orang-orang di dalam masjid seolah tak pernah memikirkan apa yang ia lakukan selama ini.
Saat itulah ia bertanya-tanya dalam dirinya, mengapa? Apa? dan Bagaimana orang-orang tersebut bisa begitu tenang, suasana yang tak pernah ditemukan pada orang-orang kaya yang ia temui di tempat-tempat hiburan.
Berbagai upaya untuk mendalami Islam pun membua wanita tersebut memperoleh cahaya kebenaran dari Tuhan yang mengubahnya secara tak tanggung-tanggung, menjadi seorang sufi wanita. Jika sebelumnya yang antri melamar adalah anak bangsawan, kali ini yang rela menunggu berminggu-minggu di depan rumahnya untuk melamar adalah orang-orang soleh.
Di suatu hari, wanita yang tak pernah menemui pria-pria yang hendak melamarnya datang menghampiri para pria tadi dan bertanya empat hal. Jika hal tersebut bisa dijawab, maka ia pun akan menerima lamaran sang pria.
Empat pertanyaan tersebut adalah, 
1. Bagaimana aku ketika mati nanti, Khusnul Khatimah atau sebaliknya? 
2. Dosaku sangatlah banyak, Apakah Allah akan mengampuninya? 
3. Termasuk golongan manakah aku di akhirat kelak, kanan atau kiri? 
4. Masuk ke surga atau ke neraka kah aku?
Dengan empat pertanyaan tersebut, tak seorang pun mampu menjawabnya. Dan sejak saat itu pula, tak ada seorang pun yang berani melamarnya. Wanita itu pun wafat dengan cintanya yang besar kepada Allah, tanpa seorang lelaki berada di sampingnya. Kisah hidupnya dipenuhi dengan syair-syair cinta, Cinta sejati kepada Allah.
Adakah pelajaran yang kalian ambil dari kisah di atas?

Postingan populer dari blog ini

Coretan Desaku (Nampes)

Mendengar nama Nampes, menurutku adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, setiap orang pasti bangga dengan desa yang telah mendidiknya sejak kecil hingga tumbuh menjadi seorang yang mampu berpikir dengan benar. Nampes adalah sebuah desa kecil di tengah hiruk pikuk kota Malang, atau tepatnya terletak di Kecamatan Singosari. Di Nampes inilah aku memulai perjalanan hidup yang sejauh ini (dan berharap seterusnya) cukup menyenangkan. Menjalani hari-hari bahagia di mana smartphone masih belum terlalu marak seperti sekarang ini. Masa-masa indah saat kecil selalu terngiang di pikiranku ketika aku mulai lelah menjalani aktivitas yang semakin membosankan dan tidak terlalu penting. Kini, semua orang, termasuk teman-temanku ketika kecil sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sudah sangat sulit bertemu dan bersatu dengan mereka kembali, menjelajah alam, atau sekedar melompat ke dalam air terjun yang curam menantang sekaligus mencintai ala...

Ngaji Jauh Lebih Penting dari Sholat, Mengapa?

Dari yang saya ketahui selama ini, ternyata masih banyak sekali orang yang belum mengetahui pengertian ngaji secara menyeluruh. Banyak yang menyimpulkan jika ngaji atau yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai "Mencari Ilmu" adalah pengajian Al-Qur'an. Padahal seperti yang disampaikan di atas, bahwa ngaji adalah mencari ilmu, yang dalam hal ini adalah mencari ilmu Agama. Nah, bagaimana bisa ngaji atau mencari ilmu lebih penting dibanding sholat. Kan kita seringkali mendengar bahwa sholat adalah ibadah utama yang bisa membuat segala amal perbuatan kita diterima. Bahkan ada hadist yang menerangkan jika pertanyaan malaikat di dalam kubur tentang sholat akan menentukan berat atau mudahnya pertanyaan berikutnya. Tak hanya itu, dalam Islam, sholat adalah 'Tiang Agama', artinya Islam tidak bisa menjadi sempurna bahkan seseorang tidak bisa disebut Islam jika mereka meninggalkan sholat. Seperti sebuah bangunan, tidak akan berdiri tanpa tiang, dan sebuah objek y...

Do'a Sayyidina Ali ketika Jatuh Cinta kepada Fatimah

Yaa Allah.. Kau tahu.. Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya, andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak. Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak. Bukan karena aku tak mencintainya… Justru karena aku sangat mencintainya…