Langsung ke konten utama

Tanah Air, Budaya, Nikmat, Dan Syukur


Bismillah, Alhamdulillah, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.

Seorang teman dari Amerika beberapa waktu yg lalu mengunjungiku di Malang, kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya yang cukup terkenal sebagai kota dingin dan kota pelajar. Setelah beberapa waktu tinggal di sini. Ia bercerita panjang lebar mengenai kondisi di Indonesia dan negaranya yg mungkin banyak dari orang Indonesia membanggakan Amerika. Menurutnya, sangat bodoh sekali jika org Indonesia terutama yg Islam begitu mengidolakan Amerika, karena menurutnya sama saja ia mengidokalan negara kriminal.

Sebagai seorang muslim, ia mengungkapkan rasa bahagianya diberi kesempatan merasakan hidup di Indonesia sebagai negara aman dan serba enak. Ia memberi contoh beberapa kenikmatan di Indonesia yg tak pernah ia rasakan di tempat tinggalnya, yakni mendengar adzan yang bersahut-sahutan, majelis ta'lim yang hampir tiap hari ia temui bahkan di jalan-jalan yang cukup menganggu lalu lintas sampai tengah malam pun tak ada hukum negara yang melarangnya.

"Di sini enak, di pom bensin pun kita bisa menemukan tempat Wudhu dan Sholat. Di Amerika? mana bisa, adzan kita tak bisa mendengar, kumpulan remaja di sana gak kayak di sini. Kalau di sini kumpul sholawatan, di sana kumpul mabuk-mabuk an dan free sex," begitu katanya.

Ketika ia bertanya mengenai apa permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini? sedikit spontan aku menjawab, "mungkin masalah mental. Berkembangnya media sosial di sini cukup membuat orang" khawatir karena setiap kejadian di lapangan sangat dipengaruhi oleh aktivitas sosial di internet. Sedangkan banyak org Indonesia yg tak bijak dalam menggunakan tutur bahasanya, bahkan sering kita temui komentar" keji dan provokasi, bukan antar agama melainkan sesama muslim."

Mendengar jawaban itu pun ia terheran-heran, dengan kondisi lingkungan yang seenak ini orang-orang masih saja mengeluh tentang banyak hal, sampai lupa hal hal penting yang harus disyukuri. Meski disisi lain ia juga memaklumi bahwa setiap negara, bahkan setiap orang punya masalahnya sendiri. Pada akhirnya kita pun sependapat bahwa problem adalah seni hidup yang akan tetap ada dalam setiap kondisi, kita hanya perlu sabar membenahi dan bersyukur atas apa yang ditakdirkan Tuhan.

Cerita mengenai kondisi negara, aku jadi ingat beberapa waktu lalu seorang kerabat yg ikut dalam ziarah 5 negara, termasuk Mesir, Yordania, dan Iraq yang merupakan makam Imam Syafi'i, nabi Sulaiman dan Sayyidina Ali. Ia heran melihat makam" sahabat rosulullah bahkan seorang nabi tak mendapat perawatan khusus. Sebaliknya terlihat kotor dan tidak terawat. Kita tentu tahu bahwa makam kyai, tokoh dan habaib di Indonesia dirawat dengan sangat baik karena memang banyak orang berziarah. Kemungkinan karena di beberapa negara itu memang dilarang berziarah sehingga makam" dibiarkan kumuh.

Itulah segelintir alasan mengapa kita harus dan wajib mencintai dan membanggakan Indonesia. Banyak nikmat" hidup di Indonesia yang harus kita syukuri. Tapi sebelum berbicara terlalu jauh mengenai kondisi negara, kita juga perlu mensyukuri nikmat di sekitar kita yang mungkin sering kita anggap sepele tapi kadang kita susah bahkan tak bisa hidup dengan itu. Banyak sekali contohnya, misalnya air. Sekian dulu wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.

Postingan populer dari blog ini

Coretan Desaku (Nampes)

Mendengar nama Nampes, menurutku adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Bagaimana tidak, setiap orang pasti bangga dengan desa yang telah mendidiknya sejak kecil hingga tumbuh menjadi seorang yang mampu berpikir dengan benar. Nampes adalah sebuah desa kecil di tengah hiruk pikuk kota Malang, atau tepatnya terletak di Kecamatan Singosari. Di Nampes inilah aku memulai perjalanan hidup yang sejauh ini (dan berharap seterusnya) cukup menyenangkan. Menjalani hari-hari bahagia di mana smartphone masih belum terlalu marak seperti sekarang ini. Masa-masa indah saat kecil selalu terngiang di pikiranku ketika aku mulai lelah menjalani aktivitas yang semakin membosankan dan tidak terlalu penting. Kini, semua orang, termasuk teman-temanku ketika kecil sudah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sudah sangat sulit bertemu dan bersatu dengan mereka kembali, menjelajah alam, atau sekedar melompat ke dalam air terjun yang curam menantang sekaligus mencintai ala...

Ngaji Jauh Lebih Penting dari Sholat, Mengapa?

Dari yang saya ketahui selama ini, ternyata masih banyak sekali orang yang belum mengetahui pengertian ngaji secara menyeluruh. Banyak yang menyimpulkan jika ngaji atau yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai "Mencari Ilmu" adalah pengajian Al-Qur'an. Padahal seperti yang disampaikan di atas, bahwa ngaji adalah mencari ilmu, yang dalam hal ini adalah mencari ilmu Agama. Nah, bagaimana bisa ngaji atau mencari ilmu lebih penting dibanding sholat. Kan kita seringkali mendengar bahwa sholat adalah ibadah utama yang bisa membuat segala amal perbuatan kita diterima. Bahkan ada hadist yang menerangkan jika pertanyaan malaikat di dalam kubur tentang sholat akan menentukan berat atau mudahnya pertanyaan berikutnya. Tak hanya itu, dalam Islam, sholat adalah 'Tiang Agama', artinya Islam tidak bisa menjadi sempurna bahkan seseorang tidak bisa disebut Islam jika mereka meninggalkan sholat. Seperti sebuah bangunan, tidak akan berdiri tanpa tiang, dan sebuah objek y...

Do'a Sayyidina Ali ketika Jatuh Cinta kepada Fatimah

Yaa Allah.. Kau tahu.. Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menjaga cinta ini, sampai tiba waktunya, andaikan engkau pun mempertemukan aku dengannya kelak. Berikan aku kekuatan melupakannya sejenak. Bukan karena aku tak mencintainya… Justru karena aku sangat mencintainya…